Selasa, 12 Mei 2009

Siapa Wayan Arjen?

Asal usul nama


I Wayan Wahyudi Antara, ini merupakan nama yang diberikan oleh orang tua. Jika ditinjau dari segi adat dan kasta di Bali, nama Wayan merupakan nama bagi keturunan kasta Sudra, dimana berarti anak pertama. Hurup I di depan kata Wayan hanya sebuah simbolis yang menandakan bahwa yang punya nama ini adalah seorang laki-laki, sedangkan bila perempuan diberi kata Ni. Wahyudi, berasal dari akar kata Wahyu, yang berarti pesan yang dari Tuhan, atau bisa juga diartikan petunjuk dari Tuhan. Antara, kata ini sebenarnya hanya dipakai sebagai pelengkap saja, bukan tanpa arti, namun orang tua memilih nama ini karena merupakan salah satu ciri khas nama yang berbau budaya Bali, bukan dibaca seperti kata biasa dalam bahasa Indonesia.


Kehidupan Masa Kecil


Terlahir di Bali, 1 Februari 1990 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, dalam keluarga yang sederhana, mengalir darah asli Bali dan beragama Hindu. Masa kecil dilewati di kampong halaman di daerah Gianyar, kecamatan Sukawati, tepatnya di desa Tengkulak Kaja. Pada umur 5 tahun sudah masuk ke sekolah dasar, sama halnya dengan anak-anak pd umumnya, senang bermain, jajan, dan keluyuran di jalan. Namun ada hal yang menarik yang tidak pernah terlupakan, selama masa kecil terkenal sebagai jagoan dikampung karena paling sering bikin onar dan berantem dengan teman. Banyak kejadian nakal yang mewarnai masa kecil w, saking naklnya sampai sekarangpun w masih djuluki anak paling nakl se-kampung. Entah kenapa, memang tingkah laku w diluar batas normal anak-anak pd umumnya, w paling sering dihukum oleh guru n orang tua. Namun dibalik sisi gelap w sebagai ank yang nakal, w tetap biasa menetralisir semuanya dengan tetap berprestasi di sekolah, selama duduk di bangku sekolah dasar, w slalu masuk 3 besar bintang kelas, bahkan w pernah mewakili sekolah sbg murid teladan dan bersaing dengan seluruh SD se- kecamatan. W jg menjadi langganan wakil sekolah dlm perlombaan tingkat kabupaten, salah satunya sebagai wakil dlm lomba menulis Aksara Bali, meraih juara 1 dan 2. percaya atau tidak, dulu kepala sekolah w, sempat melarang w untuk sekolah, sebab, umur w baru 5 tahun, dan dr segi postur w terbilang kecil, sehingga beliau menyarankan untuk sekolah tahun depan saja. Namun, karna w suka belajar, dan kepengen cepat sekolah, akhirnya w diijinkan sekolah, namun masih dalam masa percobaan. Diluar dugaan, w berhasil nunjukin siapa w sebenarnya, di hari penerimaan rapor sekolah, w masuk 5 besar di kelas, hal ini membuat w resmi sebagai siswa di sekolah SD N 7 Kemenuh.

Semua itu tidak terlepas dari peranan orang tua yang dari sejak berumur 3 Tahun sudah diajarkan berhitung dan membaca, sehingga pada usia 5 tahun w sdh siap memasuki dunia sekolahan. Selain itu, sebagai anak asli Bali, w juga punya keahlian di bidang seni, khususnya menari dan bermain alat musik tradisional. Sekitar umur 8-9 th w sudah mulai belajar menari, dan sering pentas bila ada upacar di pura. Darah seni memang mengalir dari orang tua yang dulunya jg sebagai pelaku seni, Ibu merupakan mantan penari, sedangkan bapak adalah mantan pemain musik tradisional di seke Gong ( group musik ). Sebagi anak Bali, w dan anak2 lainnya harus menjaga dan melestarikan buday Indonesia, maka dari itu w tetap menari sampai w menginjak masa remaja. Masa kecil merupakan masa terindah dalam hidup w, w biswa bermai sepuasnya, menjelajahi hutan2, sungai2 dan perbukitan yang ada di akmpung w. semua itu merupakan hal yang w lakukan tiap hari bersama sahabat2 w, pulang sekolah kita langsung berpetualang ke hutan, lading, sawah untuk sekedar mencari hiburan. Jika lapar dan haus, kita tinggal mencari pohon kelapa dan buah2an yang ada di sekitar ladang dan hutan. Selain itu dari kecil w jg sudah terbiasa dengan kehadiran Bule2 yang berkunjung ke kam pung w, kampong w merupakan kampong yang sempurna untuk dikunjungi, banya objek wiswata terkenal yang bisa dikunjungi.

Singkat cerita, masa kecil beranjak ke masa remaja, w lalui ama seperti remaja pada umumnya. Lulus SMA w ditawari oleh saudara yang tinggal di Jakarta untuk melanjutka kuliah disana. Semua keperluan kuliah beliau yang mengurusnya. Akhirnya pada tanggal 31 Agustus 2007, w terbang ke Jakarta dan meninggalkan kampong halaman tercinta, demi mengejar cita-cita dan berharap bisa meraih masa depan di Jakarta.


2 komentar: